Menghadapi era digital, terutama bersamaan dengan masa pandemi covid-19, banyak bisnis yang mengubah perilaku transaksi mereka secara online. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjalankan sejumlah peran untuk turut mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), usaha ultra mikro, hingga usaha rintisan (startup). Komitmen tersebut ditegaskan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam MSMEs Update 2021 yang diselenggarakan Kompas, BliBli, dan Boston Consulting Group (BCG).
Mengusung tema “Kobarkan Semangat, UMKM Indonesia Bangkit”, acara itu digelar secara virtual pada Kamis (26/8). Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir menekankan pentingnya transformasi digital untuk mampu bertahan di tengah pandemi covid-19 yang telah mengubah cara hidup masyarakat.
“Hari ini, UMKM pun terkena juga (dampak) dari pandemi. Karena itu pemerintah tidak segan-segan melakukan investasi. Tidak hanya saat ini, tapi tentu juga pasca covid,” ungkap Erick.
Dalam hal ini, beliau menyoroti investasi pemerintah dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi sebagai tulang punggung digitalisasi. Termasuk program WiFi masuk desa, penambahan sinyal telekomunikasi, hingga peluncuran 5G.
Soal dukungan perusahaan plat merah terhadap ekosistem UMKM, Erick membeberkan bahwa Kementerian BUMN fokus pada tiga hal utama. Pertama, memastikan pendanaan untuk UMKM tetap berjalan. Kedua, pendampingan. Ketiga, membuka akses pasar.
“Tentu masalah akses market kami tidak bisa berdiri sendiri. Banyak perusahaan swasta yang juga melakukan hal yang sama, misalnya di bidang e-commerce atau marketplace,” imbuhnya.
Selain UMKM, Erick menyebutkan, BUMN juga turut membantu pengembangan usaha ultra mikro dan startup.Terdapat tiga langkah yang sudah dilakukan perusahaan plat merah dari sisi pendanaan.
Pertama, pendanaan yang dilakukan melalui Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara). Kementerian BUMN juga sudah membentuk Holding Ultra Mikro, sehingga bisa lebih fokus dalam membantu UMKM dan turunannya.
Kedua, dalam hal digitalisasi, BUMN juga aktif melakukan investasi. Ketiga, khusus untuk usaha ultra mikro, pendanaan dari BUMN dikucurkan antara lain melalui Permodalan Nasional Madani (PNM). Sekitar 1,5 tahun pandemi covid-19 berlangsung, Erick mengungkapkan bahwa nasabah PNM meningkat pesat menjadi 10,8 juta, atau bertambah sekitar 5,2 juta nasabah yang menikmati kucuran dana dari PNM selama masa pandemi.
Peningkatan skala usaha dari digitalisasi memberikan dampak terhadap perekonomian nasional pun akan terdongkrak. Negara-negara di Asia seperti China, Vietnam dan Jepang pun terus berupaya meningkatkan kapabilitas digitalisasi UMKM di sana. Menurut President Director Boston Consulting Indonesia Haikal Siregar mengatakan peningkatan literasi digital UMKM di Indonesia dari 20% menjadi 50% akan berdampak terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dengan nilai yang diperkirakan mencapai sekitar US$ 38 miliar.
Penulis: Sadam Khadafi | Illustrator: Sumanto