Pandemi COVID-19 menjadi mimpi buruk bagi seluruh sektor industri, terutama pariwisata Indonesia. Namun, perkembangan teknologi menjadi angin segar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk bisa bertahan dan berkembang di tengah pandemi.
Kunci utama para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif bertahan di tengah pandemi adalah kemampuan beradaptasi, kolaborasi dan inovasi yang cemerlang untuk membangun sektor pariwisata kembali, ketiga kemampuan tersebut sebenarnya sudah mulai diterapkan di Indonesia melalui digital tourism.
Digital tourism merupakan salah satu strategi efektif untuk mempromosikan potensi unggulan suatu daerah melalui platform berbasis teknologi. Artinya, digital tourism tidak hanya sekadar mengenalkan, namun juga menyebar keindahan pariwisata secara luas untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia.
Tren digital tourism bisa dibilang akan menjadi lompatan besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Sebab, digital tourism secara tidak langsung membuat masyarakat semakin melek dan ikut beradaptasi dalam perkembangan teknologi. Tentu bukan hal yang sulit, karena gaya hidup masyarakat cenderung cepat dan bersentuhan langsung dengan internet.
Tak hanya itu, saat ini tren pariwisata juga mulai bergeser ke arah digital. Salah satu buktinya terlihat dari aktivitas wisatawan yang mulai merencanakan perjalanan, pre-on-post journey, hampir seluruhnya dilakukan secara digital.
Penerapan strategi digital tourism adalah pilihan yang tepat untuk menggaet wisatawan mancanegara, dan membantu memulihkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia pasca pandemi COVID-19, karena ternyata perkembangan teknologi saat ini menjadikan industri pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor yang mengalami digitalisasi dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagai penunjang penerapan digital tourism di Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mempersiapkan sejumlah langkah yang matang seperti layanan internet dan wifi. Kemenparekraf/Baparekraf telah berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dalam mengembangkan infrastruktur telekomunikasi dan informatika (TIK), terutama di lima Destinasi Super Prioritas (DSP) dan desa wisata di Indonesia.
Diharapkan signal coverage dapat lebih memadai di seluruh daerah, hingga pelosok. Selain untuk menunjang digital tourism, peningkatan layanan internet juga mengoptimalkan perkembangan tren wisata digital nomad di Indonesia.
Selain itu, dalam pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga harus dibarengi dengan menerapkan strategi yang tepat bagi sektor akomodasi di Indonesia agar dapat bertahan. Salah satu caranya adalah melakukan adaptasi dengan menawarkan fasilitas WFH (Work From Hotel), untuk para pekerja profesional yang membutuhkan refreshing di tengah kesibukan pekerjaannya.
Strategi lain mempromosikan tempat wisata secara gratis agar dapat meningkatkan wisatawan dengan platform media sosial karena memiliki peranan yang cukup kuat untuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia, seperti membuat spot-spot wisata Instagramable.
Karena semua serba digital, tentu harus dibarengi dengan kemudahan akses wisatawan untuk menuju lokasi wisata. Mulai dari memesan tiket perjalanan, memilih transportasi, menentukan akomodasi, hingga mencari informasi tentang destinasi wisata yang dituju semua bisa dilakukan melalui smartphone.
Bukan hanya itu, saat ini semua dituntut untuk serba cepat, mudah, dan efisien, termasuk perihal pembayaran. Maka dari itu, telah banyak sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang beralih ke sistem pembayaran cashless environment, atau pembayaran digital menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus berupaya untuk bergerak cepat mengikuti perkembangan teknologi yang sangat pesat. Sehingga dapat menciptakan tren pariwisata baru pasca pandemi COVID-19. Dengan penerapan teknologi dan berbagai strategi, sektor wisata akan kembali pulih sehingga dapat meningkatkan perekonomian nasional.
Penulis: Wanda Marissa | Illustrator: Arsy Eric