DPD RI - Ajang Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2015 yang digagas oleh Citiasia, dengan menggandeng Kementerian Dalam Negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan bekerjasama dengan Asosiasi Pemerintah Kota (Apeksi) dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten
(Apkasi).
Acara ini dihadiri oleh Ketua DPD Irman Gusman, Mendagri Tjahjo Kumolo, Walikota Bandung Ridwan Kamil, CEO Indosat Alexander Rusli, Chairman Citiasia Cahyana Ahmadjayadi, pakar IT Eko Indrajit, Sri Sultan HB X, Menteri Desa dan PDT Marwan Jafar dan lain-lain. Acara tersebut digelar di JS Luwansa Hotel, Kuningan Jakarta (20/10). Citiasia merupakan perusahaan konsultan managemen Indonesia yang memiliki misi untuk menjadi perusahaan konsultan terdepan untuk sektor privat dan sektor publik serta berkontribusi dalam menajamkan dan mempercepat kemajuan Bangsa Indonesia. "Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah di ambang pintu, sayangnya kesiapan daerah di wilayah Indonesia belum optimal," ujar Ketua DPD RI Irman Gusman saat memberikan keynote speaker pada acara tersebut. Citiasia Center for Smart Nation melakukan studi sekaligus penelitian yang dilakukan sejak Maret 2015. Tujuannya untuk mengukur sejauh mana kondisi seluruh daerah di Indonesia. Hasil studi Indonesia Smart Region Maturity Index (Indeks Kematangan Daerah Pintar) yang diluncurkan oleh Citiasia bersama para juri terdiri dari 45 daerah yang dianggap sudah bisa melangkah menuju smart nation. "Studi ini memiliki kelebihan untuk memberi peringkatan daerah terhadap daerah lainnya. Dalam studi serta penilaian dengan memanfaatkan metode big data analytic yang dikembangkan oleh Citiasia,Inc atau disebut Big CAT (Citiasia Tools for Big Data Analytic), yang memungkinkan diolahnya data yang berskala masif dan beragam secara cepat dan akurat," kata Founder dan Chairman Citiasia Cahyana Ahmadjayadi. Melalui Big Data itu, sambung Cahyana, akan diketahui daerah-daerah dengan raihan nilai indeks tertinggi. Indeks ini mengukur kondisi seluruh daerah di Indonesia. Indeks ini diukur berdasarkan data terpublikasi dari berbagai sumber seperti data kementerian/ lembaga, statistik wilayah seluruh indonesia, web resmi pemerintah daerah beserta analisis 72 media cetak nasional dan lokal serta 100 media online. Indonesia smart region maturity index, pada dasarnya dihitung dari dua indeks penyusun, yaitu indeks kesiapan menuju daerah pintar (smart readiness index) dan indeks kinerja daerah pintar (smart region index). Di dalam smart readiness index, terdapat lima dimensi yang diukur, yaitu sumber daya alam, struktur, infrastruktur, suprastruktur dan kultur sebuah daerah. Pada smart region index, terdapat enam dimensi yang diukur yaitu dimensi smart governance, smart branding, smart living, smart society, dan smart environment. Pada akhirnya, nilai indeks ini akan ditampilkan dalam bentuk rating. "ISNA ini pertama kali digelar dan akan berlangsung setahun tahun sehingga daerah di seluruh Indonesia berlomba ingin menjadi daerah yang pintar sekaligus rela membuka data informasinya kepada publik," tambahnya. Ketua Dewan Juri ISNA 2015 Eko Indrajit menegaskan, indeks ini berguna untuk memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi suatu kota, kabupaten, provinsi dalam sebuah ukuran yang mudah untuk dipahami. "Melalui Indonesia smart maturity index ini kita dapat mengukur nilai indeks Indonesia sebagai smart nation atau smart index," katanya. Penyusunan indeks ini bertujuan untuk menjadi salah satu acuan kondisi daerah-daerah untuk menuju Indonesia smart nation. "Sedangkan manfaat bagi daerah sendiri dengan disusunnya indeks ini adalah dapat menjadi alat ukur dan rekomendasi untuk melakukan berbagai inisiatif dalam pembangunan di daerahnya agar dapat menjadi daerah pintar," ujarnya. Berikut daftar daerah yang menjadi nominasi peraih penghargaan ISNA, yaitu daerah dengan raihan nilai tertinggi di Indonesia smart nation index. Urutan daerah berdasarkan peringkat kelima sampai pada urutan pertama. Kategori Kabupaten Besar (54 kabupaten populasi lebih 1 juta) secara berurutan terdiri dari Bandung, Banyuwangi, Tangerang, Sleman, dan Bogor yang menempati posisi pertama. Kategori Kabupaten Sedang/Menengah (127 kabupaten populasi 300.000-1 juta) yaitu urutannya : Boyolali, Gianyar, Semarang, Badung kemudian Bantul sebagai peringkat utamanya. Kategori Kabupaten Kecil (231 kabupaten populasi kurang 300.000): Pohuwato, Klungkung, Lampung Barat, Mukomuko dan posisi utama diduduki oleh Kab Bintan. Sub Kota besar (18 kota populasi lebih dari 800.000): Depok, Bekasi, Semarang, Bandung dan Surabaya sebagai peringkat pertama dalam kategori ini. Sub Kota Sedang/Menengah (34 kota populasi 200.000-800.000): Balikpapan, Cirebon, Cimahi, Yogyakarta dan Surakarta. Sub Kota Kecil (41 kota populasi kurang 200.000): Bontang, Blitar, Madiun, Pasuruan dan Batu. Kategori Provinsi Besar (11 provinsi populasi lebih 5 juta): Banten, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Kategori Provinsi Sedang/Menengah (14 provinsi populasi 2-5 juta): Kalimantan Selatan, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta kemudian Bali diurutan pertama. Kategori Provinsi Kecil (9 provinsi populasi kurang 2 juta): Maluku, Bengkulu, Bangka Belitung, Gorontalo, dan Kepulauan Riau. Sumber