Current Date:

Kisah Samsung Hingga Menjadi Raksasa Teknologi Dunia

Merebaknya penggunaan ponsel pintar (smartphone) belakangan ini tentunya membuat nama Samsung tidak lagi asing di kalangan masyarakat dunia...

Merebaknya penggunaan ponsel pintar (smartphone) belakangan ini tentunya membuat nama Samsung tidak lagi asing di kalangan masyarakat dunia. Sebab, perusahaan asal Korea Selatan ini telah mencatatkan penjualan yang signifikan dari produk smartphone-nya di seluruh dunia. Samsung bahkan menjual produk lainnya seperti TV, Kulkas, dan Air Conditioner (AC). Meski demikian, siapa sangka jika semuanya berawal dari usaha berjualan buah, sayur dan ikan kering yang dirintis oleh pendirinya, Lee Byung-Chul di Taegu, timur laut Korea. 

Pada tahun 1937, akibat pecahnya perang antara Cina dengan Jepang, Byung-chul, yang saat itu sesungguhnya telah memiliki bisnis kecil penggilingan padi dan transportasi di Masan, pantai tenggara semenanjung Korea, terpaksa memindahkan bisnisnya ke Taegu, sebuah daerah di timur laut. Dari sanalah legenda Samsung dimulai.

Byung-chul mendirikan toko perdagangan serba ada (general store) dengan modal awal 30.000 won di kota yang merupakan pusat pemimpin politik dan rezim militer tinggal tersebut. Mengambil nama Samsung, yang berarti bintang tiga, ia menginginkan agar toko ini menjadi perusahaan besar, kuat dan bertahan lama seperti bintang di angkasa.

Memanfaatkan situasi perang, Samsung mengekspor buah dan makanan laut yang dikeringkan, sayuran, dan barang dagangan lainnya ke Manchuria di timur laut daratan Cina, yang pada saat itu juga merupakan koloni Jepang, serta Beijing.

Dalam buku berjudul "Samsung, Media Empire and Family: A Power Web" yang ditulis oleh Chunhyo Kim, Byung-chul memperoleh modal awal untuk mendirikan Samsung selain dari keluarganya, juga dari sebuah bank Jepang. Hal itu menunjukkan kepiawaian berbisnis Byung-chul, sebab saat itu toko perdagangan tidak mempunyai akses terhadap dana serupa.

Pada masa Perang Dunia II, Byung-chul belajar banyak mengenai pasar dan memanfaatkan peluang bisnis. Ia memperhatikan dengan cermat bagaimana konglomerat Jepang, yang sering disebut sebagai zaibatsu, menjalankan dan mengorganisasi perusahaan-perusahaan mereka di Korea.

Kemudian, pada tahun 1969 Samsung pertama kali memasuki industri elektronik dengan beberapa divisi yang berfokus pada elektronik. Produk pertama mereka adalah televisi hitam putih. Selama tahun 1970-an perusahaan mulai mengekspor produk elektronik rumah ke luar negeri. Saat itu Samsung sudah menjadi produsen utama di Korea, dan telah mengakuisisi 50% saham di Korea Semiconductor.

Pertengahan tahun 1980, Samsung telah berhasil mencakup hampir seluruh sektor ekonomi Korea. Pada tahun 1985 Samsung Data Systems (sekarang Samsung SDS) didirikan untuk melayani meningkatnya kebutuhan bisnis akan pengembangan sistem. Anak perusahaan ini membantu Samsung dengan cepat menjadi pemimpin dalam layanan teknologi informasi. Setelah wafatnya Byung-chul pada November 1987, di bawah anak ketiganya, Lee Kun-hee, Samsung memasuki era baru dari sebelumnya hanya menjadi original equipment manufacturer (OEM) menjadi perusahaan transnasional di pasar dunia.

Samsung melanjutkan ekspansi ke pasar elektronik global pada tahun 1990-an. Namun pada tahun-tahun ini, perusahaan juga mulai mengalami berbagai kemunduran. Perusahaan tertimpa berbagai masalah seperti kasus suap dan gugatan pelanggaran paten. Namun demikian, perusahaan terus membuat kemajuan di bidang teknologi dan kualitas produk, menjadikannya salah satu perusahaan dengan pangsa pasar global terbesar. Pada tahun 2000-an Samsung mulai melahirkan seri smartphone Samsung Galaxy, yang menjadi smartphone terlaris di dunia. Setelahnya Samsung mulai memproduksi berbagai perlengkapan elektronik lainnya seperti tablet Galaxy Tab.

Samsung punya kemampuan untuk melepas produk baru dengan sangat cepat karena organisasinya mirip dengan militer, sangat disiplin dan manajemennya sangat berkuasa. Samsung juga bekerja giat meningkatkan brand awareness. Mereka mensponsori klub sepak bola Chelsea dan juga Olimpiade. Pada tahun 2011, nilai brand Samsung sudah senilai USD 23,4 miliar.

Kini, Samsung adalah pemimpin pasar eletronik yang disegani. Banyak pihak menilai kini saatnya Samsung unjuk gigi sebagai inovator yang sesungguhnya mengingat nama mereka yang meraksasa. Samsung adalah representasi nyata bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini.

Penulis: Wanda Marissa | Illustrator: Arsy Eric

Referensi