Current Date:

Mayoritas Daerah Belum Publikasikan Diri

Jakarta – Mayoritas kabupaten, kota, provinsi di Indonesia masih belum mempublikasikan daerahnya. Padahal, publikasi melalui berbagai data penting dil...

Jakarta – Mayoritas kabupaten, kota, provinsi di Indonesia masih belum mempublikasikan daerahnya. Padahal, publikasi melalui berbagai data penting dilakukan. "Daerah yang smart salah satunya adalah yang memastikan orang tahu daerahnya. Jangan tunggu bola. Sangat rugi sekali daerah yang menutup dirinya. Manfaatkan teknologi untuk perkenalkan daerah masing-masing," kata Ketua Dewan Juri Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2015, Eko Indrajit saat jumpa pers, di Jakarta, Kamis (15/10). "Katanya ingin investor datang, ya harus ada data lengkap tentang daerahnya. Investor ingin lihat data. Kalau tidak, bagaimana orang tahu dan bantu daerah itu agar maju,” ujar Eko. Jumpa pers sendiri terkait dengan peluncuran hasil studi Indonesia Smart Region Maturity Index(Indeks Kematangan Daerah Pintar) oleh Citiasia Center for Smart Nation pada 20 Oktober mendatang. Indeks ini mengukur kondisi seluruh daerah di Indonesia. Indeks ini diukur berdasarkan data terpublikasi dari berbagai sumber seperti data kementerian/ lembaga, statistik wilayah seluruh indonesia, web resmi pemerintah daerah beserta analisis 72 media cetak nasional dan lokal serta 100 media online. "Ini untuk pertama kali dilakukan pemetaan secara komprehensif atau holistik. Ini suatu pendekatan baru, yang mudah-mudahan bisa jadi hal positif dan kontribusi bagi mereka yang mengelola kota, kabupaten dan provinsi,” ujarnya. Sementara itu, Founder dan Chairman Citiasia, Cahyana Ahmadjayadi, menyatakan, kelebihan dari studi tentang pemeringkatan daerah lainnya karena telah memanfaatkan metode big data analytic yang dikembangkan oleh Citiasia Inc yang disebut Big CAT. "Yang memungkinkan diolahnya data yang berskala masif dan beragam secara cepat dan akurat,” katanya. CEO Citiasia Inc, Farid Subkhan, menyatakan, pihaknya ingin mengedukasi daerah. "Kalau tidak jadi data publik, kami tidak tahu data daerah itu. Kenapa kami tidak gunakan kuesioner? Karena nanti banyak daerah yang inisiatif mengisi yang akan menang. Jadi kami beranikan diri denganBig data,” katanya. Dari 45 daerah yang masuk nominasi, akan diambil tiga pemenang masing-masing kategori. Dia mengakui sebagian daerah di Pulau Jawa masuk dalam nominasi. Peneliti LIPI Ashwin Sasongko mengatakan, indeksasi sangat dibutuhkan agar sebuah daerah menjadi maju. "Indeksasi sangat ilmiah, faktual dan dapat dipertanggung jawabkan,” katanya.

Robertus Wardhy/FER

Suara Pembaruan

Berita Satu