Current Date:

Padang Pariaman, Daerah Smart Branding yang Smart.

Tuntutan berdasarkan kompleksitas pada perkotaan misalnya masalah-masalah yang menjadi perhatian global misalnya perubahan iklim, pertumbuhan pendudu...

Tuntutan berdasarkan kompleksitas pada perkotaan misalnya masalah-masalah yang menjadi perhatian global misalnya perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, kemiskinan, kemacetan, kriminalitas, bencana alam dan sebagainya wajib  bisa dicari pemecahannya pada konsep Smart City atau Kota/Kabupaten Pintar. Konsep Smart City ini wajib  bisa menaruh dukungan pelayanan dasar bagi warga luas yang diadaptasi menggunakan syarat ciri wilayah dan kebutuhan warga  dalam satu daerah khusus. 

Untuk mewujudkan Visi pembangunan Kota/ Kabupaten Pintar yaitu dengan membuat sebuah kota hijau yang berdaya saing dan berbasis teknologi didukung sinergi smart living, smart government, smart economy, smart environment, smart society dan smart branding, dan setiap tahun akan dilakukan penilaian oleh Tim Pemerintah Pusat di bawah koordinasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Bupati Padang Pariaman Suhatribur, menegaskan supaya semua Perangkat Daerah bisa mengikuti pelaksanaan penilaian pada tanggal 19-20 Mei 2021  untuk kemajuan Kabupaten Padang Pariaman. Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) wajib berperan aktif dalam implementasi smart city sebagaimana peran masing-masing yang sudah ditetapkan pada masterplan.

Sumber : padangpariamankab.go.id, Rapat Persiapan Evaluasi Smart City

Dalam Rapat persiapan evaluasi smart city tersebut dipilih 6 Program unggulan dan terbaik dalam mengimplementasikan rencana aksi masterplan smart city Padang Pariaman untuk dievaluasi. Program tersebut mewakili masing-masing dimensi, yaitu :

  1. Nagari Go Digital (NAGITA), program Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mewakili Dimensi Smart Government.
  2. GERBANGKU (Gerakan Pengembangan UMKM) dengan Aplikasi “Pasa Nagari”, program Dinas Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM mewakili dimensi Smart Economy,
  3. Kawasan Agrowisata Kampung Kelapa, program dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mewakili dimensi Smart Economy.
  4. Bank Sampah, program Dinas Lingkungan Hidup dan Kawasan Permukiman mewakili Dimensi Environment.
  5. SERGAP KAKAP (Serentak Menggarap Kampung KB), program dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mewakili Dimensi Smart Society.
  6. CERIA TARUIH (Cegah Antrian dengan Antar Obat Sampai Rumah), program dari RSUD Padang Pariaman mewakil dimensi Smart Living.
  7. PADATI (Padang Pariaman Destination Tourism), Program Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga mewakili Dimensi Smart Branding.(ZK/Rilis Diskominfo).

Apakah hal ini bisa menaruh efek terhadap citra pariwisata khusus dari suatu daerah? Secara jelas, julukan kota dibuat sesuai atau relevan menggunakan keadaan kota terkait agar dikenal secara regional juga global. Hal yang sama pula diungkapkan oleh Kavaratzis (2004: 66-69) yang menyatakan bahwa city branding pada konteks pengaruhnya terhadap gambaran suatu kota melalui 3 tahapan komunikasi yakni secara primer, sekunder dan tersier, Menurutnya, dalam hal ini  terdapat perbedaan penggunaan merek barang dan jasa yang generik dipasarkan sebagai bukti diri produk yang akan dikenal konsumennya.

Sumber : phinemo.com, Pulau Dewata Julukan Pulau Seribu Pura

Pemberian julukan kota menaruh efek terhadap pengambilan keputusan wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu objek wisata. Seperti yg disinggung sebelumnya bahwa hal ini dibentuk sebagai tujuan untuk membuktikan diri bahwa kota sinkron sesuai keadaan kota tersebut. City branding dibentuk untuk membedakan satu kota dengan kota yang lain. Misalnya untuk turis yang ingin berwisata sejarah, salah satu yang terlintas merupakan ‘Pulau Dewata’ yg sebagai identitas dari Pulau Bali. Dari model tersebut, penerapan city branding bisa mensugesti keputusan wisatawan yang ingin mengunjungi objek wisata yg cocok menggunakan tujuan mereka.

Indonesia menggunakan keanekaragaman budaya dan pariwisata yang patut untuk dibanggakan, nyatanya masih banyak wisata-wisata wilayah yang belum terekspos secara maksimal. Wisatawan mancanegara sampai saat ini baru mengenal Bali dan Lombok sebagai destinasi menarik yang patut dikunjungi ketika ke Indonesia. Padahal Indonesia Masih punya Raja Ampat menjadi surganya bahari di Papua. Selain itu, adapun punya pulau-pulau indah di pinggiran Kalimantan. Serta masih banyak wisata wilayah lainnya yang belum dikenal sebagai destinasi baik secara regional maupun global.

Pemerintah Kota Pariaman telah melakukan sosialisasi informasi tentang konsep smart city ini kepada masyarakat dalam berbagai bentuk seperti publikasi (berita), seminar ataupun Focus Group Discussion (FGD). Meskipun begitu, masih banyak masyarakat Kota Pariaman yang tidak mengetahui apalagi memahami makna Smart city tersebut. Smart city dipahami oleh sebagian besar masyarakat adalah internet dan aplikasi, tetapi Smart city bukan hanya internet dan aplikasi. Internet dan aplikasi merupakan faktor-faktor penunjang terwujudnya smart city. Dalam konsep smart city, penggunaan internet dan aplikasi diharapkan dapat dilakukan secara bijak dan cerdas sehingga bisa memberikan keuntungan untuk peningkatan kesejahteraan hidup atau menjadikan hidup lebih baik dari segi ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial, lingkungan dan lain sebagainya. 

Sumber:

https://padangpariamankab.go.id/2021/05/14/padang-pariaman-tetapkan-7-program-unggulan-dalam-evaluasi-smart-city/