Current Date:

Qatar Gunakan Serba AI di Piala Dunia 2022

Setelah dinanti-nanti, piala dunia 2022 akhirnya dilaksanakan di Qatar sejak 20 November lalu dan diikuti oleh 32 negara. Selain pembukaan piala dun...

Setelah dinanti-nanti, piala dunia 2022 akhirnya dilaksanakan di Qatar sejak 20 November lalu dan diikuti oleh 32 negara. Selain pembukaan piala dunia yang menjadi perbincangan hangat karena menyatukan berbagai budaya, Qatar juga menarik perhatian publik dengan penerapan teknologi Artificial Intelligence (AI) di Piala Dunia 2022 yang canggih.  Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence digunakan oleh Qatar selama kejuaraan Piala Dunia berlangsung. Kabarnya, lebih dari 100 teknisi dipekerjakan Qatar untuk memonitor berjalannya pertandingan Piala Dunia 2022. Selain itu, terdapat sebuah ruangan di Ibukota Qatar, Doha yang berisi ratusan layar yang memperlihatkan penonton menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2022.  Lebih dari 1,2 juta penggemar diharapkan hadir di Qatar untuk Piala Dunia. Qatar telah mendirikan perangkat teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mengawasi penonton, memprediksi gelombang massa, bahkan mengontrol suhu stadion. Teknisi akan bekerja sepanjang waktu di Aspire Command dan Control Center untuk memantau dengan cermat gambar yang berkedip di layar mereka melalui 200.000 unit data yang terintegrasi dari 22.000 kamera keamanan yang tersebar di delapan stadion Piala Dunia. Teknologi inilah yang membuat Qatar dapat mengoperasikan gerbang masuk, memastikan ada air yang mengalir, dan menjaga agar AC tetap berdengung dengan lancar. Teknologi pengenalan wajah akan memungkinkan kru memperbesar masing-masing 80.000 kursi di Stadion Lusail yang akan menjadi tuan rumah 10 pertandingan, termasuk final. Kamera keamanan di semua area stadion akan memastikan bahwa kontrol misi dapat memeriksa bagaimana setiap tempat beroperasi sebelum, selama, dan setelah acara. “Dengan satu klik Anda dapat beralih dari satu stadion ke stadion lainnya, karena kami memiliki semuanya terintegrasi melalui platform terpusat kami, dalam hal manajemen fasilitas, keamanan, kesehatan dan keselamatan, dan operasi ICT (teknologi informasi dan komunikasi),” kata Hamad Ahmed al-Mohannadi, Direktur Pusat keamanan. Teknologi AI juga digunakan untuk memantau kerumunan, yang membantu teknisi memprediksi lonjakan kerumunan dan mengatasi kepadatan yang nantinya informasi tersebut akan dibagikan dengan petugas keamanan. Tujuannya adalah untuk menghindari kekacauan seperti pada bulan Mei di Stade de France di Paris, saat polisi menggunakan gas air mata dan semprotan merica pada penggemar yang mencoba masuk ke final Liga Champions antara Liverpool dan Real Madrid.  Tim teknis pusat Qatar mengatakan bahwa agregasi data memungkinkan mereka memperkirakan pola keramaian. Karena mereka mengetahui jumlah pasti orang yang diharapkan berdasarkan penjualan tiket, mereka dapat memprediksi lonjakan penonton. Lonjakan diprediksi berdasarkan waktu kedatangan, titik masuk atau bahkan pergerakan orang pada waktu tertentu. Qatar dengan bantuan AI dapat menghitung jumlah orang dalam suatu ruang dan menerapkan ambang batas. Jika ada lebih dari 100 orang di area tertentu, teknisi dapat melihat kemacetan, memeriksa kinerja gerbang masuk dan memastikan kelancaran arus orang masuk dan keluar stadion, jelas Abdulrahiman. Semua stadion pun ber-AC. Jika ada perbedaan suhu di dalam venue, sensor dari pusat komando dapat mengambil data dan meminta penyesuaian.
Qatar Menjadi Contoh Bahwa Smart Branding Tidak Hanya Soal Tempat Wisata
Qatar tidak hanya memberikan pembukaan Piala Dunia 2022 yang luar biasa dalam penerapan smart branding. Namun, Qatar juga menunjukkan sisi “negara maju” pada dunia dengan menerapkan teknologi canggih untuk menyalurkan informasi dengan cepat untuk siap siaga mengatasi masalah yang akan datang.  Jika Anda butuh konsultansi penerapan smart branding untuk kota Anda, silahkan kunjungi akun Instagram @citiasiainc untuk informasi lebih lanjut. Referensi