Konsep smart mobility menjadi salah satu bagian dari smart city yang dikembangkan di Indonesia sebagai pembuat sistem transportasi yang ramah lingkungan serta berteknologi tinggi. Pada umumnya, penerapan konsep ini dilakukan di wilayah Ibu Kota yang memiliki berbagai macam moda transportasi publik, di antaranya kereta komuter (KRL), Bus Transjakarta (BRT), MRT, jaringan mikrobus Jaklingko, serta yang baru adalah LRT.
Penggunaan teknologi dalam konsep smart mobility diharapkan dapat menjadikan transportasi publik menjadi lebih nyaman, aman, dan dapat diandalkan sehingga lebih mendorong masyarakat beralih ke moda transportasi publik.
Apa itu Smart Mobility?
Smart mobility adalah konsep sistem transportasi cerdas, yang memadukan teknologi digital di antara perangkat, kendaraan, dan infrastruktur untuk manajemen lalu lintas. Konsep ini mencakup tidak hanya perangkat dan kendaraan, tetapi juga platform data mobilitas.
Dilansir dari lintasarta, smart mobility dapat didefinisikan sebagai pemanfaatan sistem transportasi dengan menggunakan teknologi tinggi berupa teknologi elektronik, komputer, dan telekomunikasi agar dalam penggunaanya dapat memberikan kemudahan dan efisiensi, baik itu dari segi waktu, biaya, ataupun tenaga serta ramah lingkungan. Terlihat bahwa smart mobility memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Mengandalkan instrumen: sensor pada sistem ini memasok data antara lain data keadaan dan lokasi untuk kendaraan, perangkat portabel/bergerak, dan infrastruktur pada umumnya.
- Komputatif: data yang diproduksi sensor tidak dibiarkan begitu saja, tapi diproses baik oleh sensor itu sendiri (edge computing), oleh perangkat lain yang secara fisik berada di dekat sensor (misalnya, komputer di dalam kendaraan), atau dari jarak jauh (misalnya oleh aplikasi Cloud).
- Konektif: data output/hasil pemrosesan data dibagi antara kendaraan, perangkat bergerak, maupun infrastruktur menggunakan berbagai jenis protokol dan teknologi komunikasi.
- Reaktif: sistem secara otomatis bereaksi terhadap perubahan keadaan dengan masukan minimal, atau bahkan tanpa campur tangan dari manusia sama sekali.
Penerapan Smart Mobility di Indonesia
Dalam upaya menerapkan smart mobility di Indonesia perlu adanya transportasi yang memadai, jika melihat sekilas tentu kalian akan mengatakan DKI Jakarta sebagai salah satu kota dengan moda transportasi terlengkap di Indonesia.
DKI Jakarta juga memiliki jalur khusus untuk bus tingkat “Jakarta City Tour” dan bus lokal lainnya yang lebih kecil. Penerapan ini memudahkan untuk menjangkau area-area yang lebih luas dan lebih banyak serta yang sulit diakses oleh bus TransJakarta.
Perlu diketahui jika adanya perkembangan teknologi tidak serta-merta mengembangkan transportasi saja, namun diiringi dengan perkembangan sistem pembayaran sebagai salah satu kemajuan ekonomi di Indonesia.
Moda transportasi di wilayah DKI Jakarta menggunakan pembayaran menggunakan kartu elektronik sebagai ganti uang tunai, yang dikeluarkan oleh berbagai bank di Indonesia. Kartu elektronik tersebut dapat digunakan untuk menggunakan berbagai jenis moda transportasi seperti MRT, LRT, TransJakarta, kereta commuter line bahkan bisa digunakan untuk pembayaran jalan tol dan pembayaran parkir.
Oleh karena itu, penerapan smart mobility di wilayah DKI Jakarta sebagai upaya menanggulangi kemacetan yang kian parah. Kemacetan disebabkan oleh banyaknya volume kendaraan di jalan raya yang sering kali menimbulkan polusi udara.
Penerapan smart mobility juga merupakan manifestasi dari perwujudan smart city yang nantinya akan mengarah pada terwujudnya masyarakat madani bagi wilayah yang bersangkutan. Masyarakat madani sendiri merupakan peradaban manusia yang sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih baik karena saling terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai aspek kehidupannya, (hmgp.geo, 2021).
Referensi