Pembangunan sangat berpengaruh terhadap kelestarian dan kualitas lingkungan karena menggunakan berbagai jenis sumber daya alam. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak memperhatikan kemampuan dan daya dukung lingkungan dapat mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Kaitannya dengan masalah kualitas lingkungan ini adalah adanya isu pemanasan global, di mana bangunan menjadi salah satu sebab pemanasan global karena berpotensi memproduksi emisi gas karbon lebih dari 40% (Ervianto, 2012). Salah satu solusi untuk mengatasi pemanasan global di sektor konstruksi adalah dengan membangun green building. Konsep desain yang ramah lingkungan ini dikenal dengan istilah green design. Green design merupakan suatu konsep untuk memperkenalkan metode perancangan yang ramah lingkungan, serta efisiensi dan efektifitas penggunaan energi serta sumber daya yang digunakan. Metode perancangan berkonsep green design ini dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, serta pemakaian di tangan pengguna (Audia, 2020).
Pada tahun 2012 di Surakarta telah diresmikan sebuah gedung yang menerapkan konsep green building yaitu gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Surakarta. Biaya awal/ investasi yang lebih tinggi dari bangunan konvensional merupakan hambatan terbesar dalam membangun green building (Lilo, dkk, 2014). Green building merupakan salah satu wujud kepedulian terhadap kelestarian lingkungan di bidang konstruksi. Dalam menyikapi pemanasan global, green building merupakan salah satu solusi untuk mengurangi efek dari global warming. Akan tetapi, istilah green building ini belum begitu familiar di telinga orang Indonesia. Green building yang dalam bahasa Indonesia berarti bangunan hijau ini, sering kali dipersepsikan sebagai bangunan yang memiliki lahan hijau yang luas dan perawatannya sulit. Padahal, green building tidak sebatas pada pengelolaan tumbuhan pada bangunan. Green building adalah bangunan yang memaksimalkan penghematan energi, melindungi lingkungan, mengurangi polusi, menjaga kesehatan, memanfaatan ruang secara efektif serta selaras dengan alam pada daur hidupnya.
Aplikasi green building yang diterapkan meliputi: penggunaan solar panel sebagai sumber energi alternatif, penggunaan kaca low-e sebagai pencahayaan alami, memanfaatkan air limbah untuk di daur ulang, ruang terbuka hijau yang maksimal, adanya reflecting pool, penggunaan peralatan mekanikal-elektrikal yang hemat energi, terdapat parkir sepeda dan shower compartment, terdapat BAS (Building Automation System), perlengkapan sanitary yang ramah lingkungan, serta lingkungan kerja yang sehat dan nyaman (Lilo, dkk, 2014).Green building rating systems (sistem rating bangunan hijau) dirancang untuk menilai dan mengevaluasi kinerja bangunan baik secara keseluruhan maupun sebagian bangunan, mulai dari tahap perencanaan, konstruksi dan operasi. Di Indonesia sistem rating ini dikembangkan oleh GBCI (Green Building Council Indonesia) yang diberi nama Greenship. GBCI merupakan adalah lembaga mandiri (non government) dan nirlaba (non-for profit) yang berkomitmen terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan. GBC Indonesia merupakan anggota dari World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada.
Tidak hanya itu, guna mendukung pelestarian lingkungan, pada tahun 2019 Bank Indonesia memberikan dukungan untuk pengembangan bangunan berwawasan lingkungan atau bangunan hijau dengan memberikan kelonggaran rasio loan to value (LTV). (https://ekonomi.bisnis.com/)
Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Widi Agustin menjelaskan bahwa LTV ini bisa dipakai untuk pembelian properti di kawasan yang sudah tersertifikasi sebagai bangunan hijau. “Ketentuannya kalau satu kawasan sudah tersertifikasi, maka setiap unit sudah dianggap sebagai bangunan hijau. Akan tetapi, kalau kawasannya belum tersertifikasi, maka unit propertinya akan dinilai lagi,” ujarnya (https://ekonomi.bisnis.com/) Loan To Value merupakan rasio pinjaman terhadap nilai yang digunakan oleh pemberi pinjaman untuk menyatakan rasio pinjaman dengan nilai aset yang dibeli (Wikipedia).
Dengan mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia pada implementasi Green Building ini diharapkan setidaknya mengurangi pemanasan global yang terjadi di belahan dunia khususnya negara kita.
Ditulis Oleh Muhammad Sadam
Referensi:
Audi Agustina. 2020. “Pengaplikasian Green Design Secara Sederhana Bagi Rumah Tinggal”, dalam Artikel Interior Design, Universitas Bina Nusantara.
Ervianto, W.I. 2012. Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau. Yogyakarta: Penerbit Adi
Lilo, dkk., 2014. “Kajian Penerapan Green Building Pada Gedung Bank Indonesia Surakarta”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan Kejuruan. Vol. 7 No 2.
Nabila Mutiara. 2020. Bank Indonesia Dukung Pengembangan Bangunan Hijau. Dalam berita https://ekonomi.bisnis.com/read/20200206/47/1198099/bank-indonesia-dukung-pengembangan-bangunan-hijau diakses pada tanggal 23 September 2021