Apa itu Smart Living?
Smart Living merupakan suatu konsep yang mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang layak tinggal, nyaman, dan efisien. Konsep tersebut terlihat dalam 3 poin, sebagai berikut (Kominfo, 2020):
1. Harmonisasi Tata Ruang Wilayah (Harmony)Mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan harmonis antara lingkungan pemukiman (residential), lingkungan pusat kegiatan bisnis (commercial) yang didukung dengan fasilitas rekreasi untuk keluarga (recreational).
2. Mewujudkan Prasarana Kesehatan (Health)
Mewujudkan akses terhadap ketersediaan makanan dan minuman sehat (food), akses terhadap pelayanan kesehatan yang (healthcare), dan akses terhadap sarana dan prasarana olahraga (sport).
3. Menjamin Ketersediaan Sarana Transportasi (Mobility)
Mewujudkan ekosistem transportasi yang menjamin mudahnya mobilitas (mobility) bagi individual, publik, maupun untuk pemenuhan kebutuhan logistik suatu daerah.
Apa sih Konsep Smart Living itu?
Smart Living adalah gambaran dari sebuah lingkungan tempat tinggal yang cerdas (layak) bagi penduduknya. Parameter kunci dari smart living adalah adanya harmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam hal ini, harmonisasi haruslah tercermin dari lingkungan permukiman, fasilitas komersial, dan fasilitas rekreasi untuk masyarakat, mewujudkan akses terhadap ketersediaan makanan dan minuman sehat (food), akses terhadap pelayanan kesehatan yang (healthcare), dan akses terhadap sarana dan prasarana olahraga (sport) serta mewujudkan ekosistem transportasi yang menjamin mudahnya mobilitas (mobility) bagi individual, publik, maupun untuk pemenuhan kebutuhan logistik suatu daerah, (smartnation).
Selain atribut di atas, sebuah daerah harus mampu untuk menjamin mobilitas warganya dengan baik dengan sarana transportasi publik dan transportasi pribadi, serta menjamin lancarnya mobilisasi barang dan jasa (logistik).
Lebih lanjut lagi, smart living dicerminkan dari kemampuan sebuah kota dan kabupaten menjamin pelayanan kesehatan kepada segenap warganya.
Aspek dalam Smart Living
Secara garis besar, konsep smart living adalah cara pandang atau pola pikir yang berlandaskan kepraktisan dan efisiensi, namun menjunjung tinggi faktor kenyamanan. Selaras dengan padatnya aktivitas masyarakat kota besar, tentu gaya hidup serba cepat dan praktis jadi solusi untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Dapat dilihat dalam beberapa aspek, sebagai berikut (Purnamasari, n.d.):
1. KenyamananSmart living tentang memberikan kenyamanan, karena itu tata kelola lingkungan rumah yang dirancang sedemikian rupa yang membuat penghuninya merasa nyaman. Hal ini tentu ditunjang dengan mengontrol dan mengelola seluruh perangkat pintar dalam rumah melalui satu interface, yakni smartphone.
2. KeamananKonsep smart living memberikan perlindungan di area perumahaan hingga jaminan jiwa dan harta benda dalam hunian, dengan menggunakan teknologi bernama smart home system.
3. Sehat
Konsep smart living dapat menunjang gaya hidup yang lebih sehat, karena dirancang menggunakan konsep open plan, yang mampu membuat sirkulasi udara dalam hunian lebih lancar. Penggunaan jendela besar juga mampu mengoptimalkan pencahayaan alami dari luar.
4. Efisien
Pada hunian yang menggunakan konsep smart living sudah memiliki layout yang fungsional dengan mengoptimalkan penggunaan ruang. Sehingga lahan sempit dalam menjadi lebih compact dan berfungsi dengan baik.
Kota di Indonesia yang Menerapkan Konsep Smart Living
1. Kota SurabayaKonsep smart living di Kota Surabaya unggul dalam berbagai fasilitas pendidikan maupun fasilitas penting lainnya yang diterapkannya, yaitu meliputi penerimaan murid baru secara online, portal pariwisata, CCTV pemantau lalu lintas, traffic management center, fasilitas wi-fi gratis di tempat publik, sekolah online, dan lain sebagainya.
2. Kota Bandung
Konsep smart living di Kota Bandung memanfaatkan Hay U untuk perizinan online, SIP ( Surat Izin Praktik) untuk rapor camat oleh warga, citizen complaint online, SILAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) untuk memonitoring kerja Pemkot Bandung dan penggunaan sosial media Twitter sebagai ajang komunikasi warga.
3. DKI Jakarta
Kota Jakarta juga memanfaatkan beberapa aplikasi berbasis Internet of Things (IoT) demi mewujudkan mimpi menjadi sebuah smart city. Lima penerapan IoT yang menjadi andalan Jakarta Smart City di tahun 2016, yaitu:
- Jakarta One Card. Sebuah “kartu pintar” yang bisa berfungsi sebagai e-KTP, alat pembayaran ketika berbelanja, dan kartu BPJS.
- City Surveillance System Ada sekitar 6.000 CCTV yang terpasang di seluruh kota Jakarta untuk memantau lalu lintas dan kerumunan orang.
- Dump Truck Tracker Memasang sensor GPS di setiap truk pengangkut sampah milik pemerintah, agar posisi mereka bisa dipantau selama 24 jam.
- Heavy Equipment Tracker Alat-alat berat yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga akan dipasang sensor khusus. Selain untuk mengetahui lokasi mereka, sensor tersebut juga bisa digunakan untuk memantau kapan mereka harus menjalani perawatan rutin dan penggantian suku cadang.
- Smart Street Lighting System Demi menghemat pemakaian listrik yang tinggi, 90.000 lampu yang ada di DKI Jakarta akan diganti dengan sistem ini agar nantinya bisa dikendalikan dari jarak jauh dan bisa memberikan notifikasi apabila sudah harus diganti.
Dengan adanya smart living pada lingkungan perkantoran, perumahan terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar proses transformasi digital dan penerapan inovasi berjalan terus menerus.
Reference