Current Date:

Thrift Shop: Tren 2022 pada Kategori Fashion

Design by: Arsy Eric Saat ini dalam bisnis fesyen tengah populer penjualan produk fesyen bekas. Bisnis yang dikenal dengan sebutan “thri...

Design by: Arsy Eric

Saat ini dalam bisnis fesyen tengah populer penjualan produk fesyen bekas. Bisnis yang dikenal dengan sebutan “thrift” ini umumnya menyediakan serta menjual produk sandang bekas yang masih layak pakai. Terlihat pada media sosial Instagram misalnya, ketika kita mencari keyword thriftpada pencarian maka akan muncul sejumlah akun-akun thrift store yang dapat menjadi referensi Smart People saat berbelanja.

Thrift  telah ada sejak lama yang diperjualbelikan secara konvensional, namun maraknya bisnis fesyen satu ini sangat terasa kehadirannya kala pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis fesyen thrift serta merta telah terbawa arus disrupsi digital yang mengakibatkan bergesernya model pemasaran dan penawaran produk kepada konsumen yang awalnya dilakukan secara langsung, namun kini telah beralih memanfaatkan platform media digital.

Kata “thrift” jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai penghematan. Penghematan yang dimaksud adalah memanfaatkan barang atau produk bekas yang masih layak dipakai atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain karena produk tersebut tidak kehilangan segala fungsinya, penghematan ini juga dilakukan untuk menghindari perilaku konsumtif. Hal ini juga bertujuan sebagai bentuk perlawanan terhadap munculnya budaya fast fashion yang sangat konsumtif. 

Bisnis fesyen thrift begitu digemari oleh anak-anak muda karena dapat dibeli dengan harga yang relatif murah serta tak jarang beberapa thrift store menjual produk fesyen bekas dengan merek (brand) terkenal dari dalam maupun luar negeri. Beberapa pihak merasa jika thrift store sangat menguntungkan dan bisa dikatakan jika bisnis ini tidak mengeluarkan modal sama sekali karena produk yang dijual merupakan produk yang memang kita miliki.

Instagram menyebutkan, perilaku membeli barang dari thrift shop sebenarnya membantu keberlanjutan global (global sustainability), yakni dengan menggunakan kembali pakaian bekas atau preloved. Menurut data Jakarta dalam Angka tahun 2017, persentase komposisi sampah DKI Jakarta untuk kategori kain adalah 1,11 persen. Dengan adanya thrift shop dapat berkontribusi dalam keberlanjutan pakaian (clothing sustainability), yakni dengan menjual pakaian bekas mereka melalui toko online atau media sosial. 

Jika tertarik menjalankan bisnis ini atau tengah menjalankannya, perlu memastikan beberapa hal yang berkaitan dengan strategi pemasaran yang berbasis media digital. Strategi tersebut efektif dilakukan karena bersifat efisien serta dapat menjangkau pasar dalam waktu singkat. Selain itu, hal lainnya yang harus diperhatikan adalah menjaga dan meningkatkan kualitas produk fesyen thrift dan memberikan review atau deskripsi yang jelas serta lengkap untuk menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas konsumen. Nah, apakah Smart People tertarik? Atau sudah sering melakukan thrifting?

Penulis: Wanda Marissa | Ilustrator: Arsy Eric

Referensi