Kemacetan yang terjadi di Jakarta semakin lama kian parah, hal ini tentunya berpengaruh pada pemborosan energi, dapat dilihat dari kemacetan yang sering terjadi terutama di kota-kota besar. Kemacetan membuat energi terbuang sia-sia akibat kendaraan yang diam namun masih dalam keadaan menyala seperti mesin, AC dan sebagainya.
Terkait dengan kemacetan tersebut, kualitas udara ternyata berpengaruh pada kesehatan masyarakat, hasil sisa pembakaran dari kendaraan banyak mengandung CO2, dimana zat ini merupakan racun bagi manusia. Pencemaran udara ini harus selalu diukur menggunakan alat pengukur kualitas udara.
Melalui pengukuran dan monitoring lingkungan, maka akan didapatkan data yang konkret untuk mengendalikan pencemaran udara di lingkungan masyarakat, sehingga data tersebut dapat menjadi himbauan dan acuan dalam hal menanggulangi dan mencegah pencemaran udara secara lebih luas.
Teknologi cerdas pengukur kualitas udara ini merupakan upaya pendukung Green Smart City di era industri 4.0 dan demi mewujudkan cleaner production yang merupakan salah satu pendekatan dalam pengelolaan lingkungan hidup, dengan mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan di seluruh tahapan produksi.
Zat udara yang dapat dipantau melalui alat ukur ini adalah deposisi debu, kandungan nitrogen, yaitu mono hidrogen yang menjadi salah satu zat buangan dari adanya pembakaran pada suhu yang sangat tinggi. Selain dua zat ini, alat ukur ini juga dapat memantau kadar sulfur oksida yang juga menjadi salah satu zat yang menandakan adanya pencemaran udara.
Melalui alat ini, parameter kualitas udara diukur menggunakan sensor-sensor. Sensor-sensor parameter kualitas udara dapat dibuat custom atau sesuai kebutuhan pengguna. Sensor-sensor parameter kualitas udara yang digunakan CO2, O2, NO2, CO, H2S, partikulat, dan kebisingan. Data sensor yang tersimpan di data logger alat akan di kirim ke server melalui media komunikasi GSM modem, kemudian data tersebut diolah menjadi sebuah informasi yang dapat ditampilkan pada aplikasi berbasis desktop, android, IOS, dan website (enviro.bppt.go.id).
Adanya alat ini memungkinkan pencemaran lingkungan dapat lebih diminimalisir dan pelaku industri lebih faham mengenai dampak pencemaran lingkungan, begitupun dengan masyarakat. Diharapkan kedepannya alat tersebut dapat terus dikembangkan sehingga mampu mendeteksi lebih banyak lagi parameter kualitas udara. Khususnya pada masa pandemi Covid-19, sebagaimana kualitas udara sangat perlu diperhatikan.
Penulis: Wanda Marissa | Illustrator: Arsy Eric