Current Date:

Mengulik Pencapaian Ambon City of Music

Ambon atau Ambong dalam bahasa setempat adalah ibu kota dan kota terbesar dari Provinsi Maluku. Kota yan...

Ambon atau Ambong dalam bahasa setempat adalah ibu kota dan kota terbesar dari Provinsi Maluku. Kota yang berdiri di selatan Pulau Ambon ini berawal dari pendirian sebuah benteng yang senantiasa menjadi pusat pertumbuhan kota. Kota ini didirikan oleh bangsa Portugis yang menamainya dengan istilah Nossa Senhora da Anunciada. Sejak zaman VOC dan Belanda, kota ini berkembang cepat sebagai pusat pembudidayaan dan perdagangan rempah serta menjadisalah satu kota penting di Nusantara hingga sekarang berkedudukan sebagai ibu kota provinsi. Saat ini kota Ambon menjadi pusat pelabuhan, pariwisata dan pendidikan di wilayah kepulauan Maluku.

Sumber: kwriu.kemdikbud.go.id

Sudah sejak lama Ambon dikenal dengan musiknya. Begitu banyaknya penyanyi dan pencipta lagu yang dilahirkan di kota ini, sebut saja Glenn Fredly, Bob Tutupoly, Harvey Malaiholo, Utha Likumahua, dsb. Orang Indonesia pada umumnya sudah tidak asing dengan musisi berdarah Ambon, bahkan orang Ambon merasa musik sudah menjadi bagian dari hidupnya.

Fakta ini menjadikan dua tahun sudah Ambon ditetapkan sebagai Kota Kreatif Berbasis Musik (Ambon UNESCO City of Music) sejak 31 Oktober 2019. Hal ini merupakan sebuah perjalanan panjang. Proses menciptakan dan menjaga ekosistem musik pada sebuah kota kreatif tidaklah mudah seperti yang dibayangkan banyak orang. Membutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah kota dan berbagai aktor para pihak untuk dapat bersama-sama membangun dan mempertahankan apa yang sudah ada.

Sumber: citiesofmusic.net

Masyarakat dan Dinas Pariwisata Kota Ambon mencoba menjadikan Ambon City of Music sebagai brand kota Ambon. Dengan luas 359,45 km2, saat ini Ambon memiliki nilai jual yang tinggi dengan ikon City of Music yang menggambarkan tingkat kreativitas dari kultur musik yang melekat, menjadi nadi dan darah sebuah pergerakan kota kreatif serta konsep yang tidak pernah habis dan punah dibandingkan komoditi dan sumber daya alam. 

Hingga saat ini sudah banyak prestasi dan penghargaan yang didapat oleh Ambon. Ambon telah menjadi kota kreatif musik dan kuliner di tahun 2017 versi Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) ditetapkan sebagai kota musik dunia versi UNESCO lewat evaluasi dokumen dan kunjungan lapangan di tahun 2019, masuk pada 3 kategori besar Brand Pariwisata Terpopuler secara nasional, menjadi pemenang anugerah kebudayaan City of Music dengan aksentuasi pada walikota yang peduli dengan kebudayaan di tahun 2019, dan membantu Suphanburi-Thailand menuju Kota Musik Dunia di tahun 2021. 

Pengembangan Ambon City of Music dalam berbagai implementasinya tidak terlepas dari prinsip pembangunan internasional yaitu 17 agenda Sustainable Development Goals SDGs 2030 dari United Nation. Ambon City of Music bersepakat bahwa rencana aksi global ini pun harus menjadi agenda penting perencanaan kota untuk mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan menjaga ekosistem lingkungan.

Ambon City of Music juga telah berupaya mengembangkan strategi branding kota berdasarkan prinsip-prinsip Budaya Perkotaan Masa Depan atau Culture Urban Future dalam skema UNESCO yang diawali dengan: kota-kota yang berorientasi manusia, ekonomi perkotaan berkelanjutan, kota-kota berskala manusia, ringkas dengan pemanfaatan bersifat campuran, kota-kota inklusif multi budaya, masyarakat damai dan toleran, kota-kota berkelanjutan, hijau dan tangguh, ruang-ruang publik yang inklusif, peningkatan hubungan antara pedesaan dan perkotaan serta perbaikan penyelenggaraan pemerintahan perkotaan.

Ditulis oleh Wanda Marissa & Arsy Eric

Sumber:

  1. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Ambon
  2. https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13386/2/BOOK_Trie%20Damayanti_Strategy%20City%20Branding.pdf
  3. https://m.rri.co.id/ambon/1481-wisata-dan-budaya/1010639/pengembangan-ambon-kota-musik-dunia-di-masa-pandemic-covid-19